Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna mencegah
pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat
mempertahankan kehamilan.
g. Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain
menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan
hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan
memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya
membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
KELENJAR EKSOKRIN
Kelenjar ini mempunyai saluran keluar untuk mengangkut hasil kelenjarnya dan
selanjutnya bermuara pada permukaan dalam dan luar tubuh. Secara morfologik kelenjar
eksokrin dapat digolongkan menurut dasar tertentu. Berdasarkan jumlah sel yang
menyusunnya, maka dapat digolongkan ke dalam :
a. Kelenjar uniseluler
Kelenjar jenis ini tidak memiliki saluran keluar, karena biasanya terdapat pada epitel
permukaan, misalnya pada epitel usus sebagai sel piala.
b. Kelenjar multiseluler
Berdasarkan letak kelenjarnya terhadap epitel permukaan, maka jenis kelenjar ini
dibedakan menjadi :
· Kelenjar intraepitelial,
yaitu membentuk kelompok sel kelenjar pada epitel permukaan tanpa saluran kelenjar.
Kelenjar jenis ini dapat dijumpai pada epitel selaput lendir lambung dan rongga hidung.
· Kelenjar ekstraepitelial,
jenis kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat dalam jaringan pengikat.
Jenis kelenjar ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1. Pars secretoria, yaitu bagian yang menghasilkan sekret
2. Ductus excretorius, yaitu saluran yang menampung sekret dari pars secretoria.
Dengan memperhatikan bentuk pars secretoria dan ductus excretorius dalam tubuh
dikenal berbagai jenis kelenjar yaitu :
1) Kelenjar tubuler sederhana (simple tubular gland)
a. Kelenjar tubuler lurus (kelenjar usus besar)
b. Kelenjar tubuler bergelung (glandula subdorifera)
c. Kelenjar tubuler bercabang (glandula uterina)
2) Kelenjar tubuloalveoler sederhana (simple tubuloalveoler gland)
Kelenjar ini selalu bercabang (glandula submandibularis, glandula duodenalis brunneri).
3) Kelenjar alveolar sederhana (simple alveolar gland)
Contoh kelenjar ini yaitu glandula sebacea yang terdapat pada kulit dan merupakan
kelenjar polyptyche yang mempunyai modifikasi pada kelopak mata sebagai glandula
meibomi yang termasuk sebagai kelenjar alveolar sederhana bercabang .
4) Kelenjar tubuler kompleks (compound tubular gland)
Kelenjar ini mempunyai pars secretoria berbentuk tubuler dengan saluran keluarnya yang
bercabang dan akhirnya bermuara dalam satu saluran utama contohnya testis.
Berdasarkan jumlah lapisan sel epitel pars secretorianya dapat dibedakan menjadi
kelenjar
pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat
mempertahankan kehamilan.
menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan
hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan
memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya
membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
selanjutnya bermuara pada permukaan dalam dan luar tubuh. Secara morfologik kelenjar
eksokrin dapat digolongkan menurut dasar tertentu. Berdasarkan jumlah sel yang
menyusunnya, maka dapat digolongkan ke dalam :
Kelenjar jenis ini tidak memiliki saluran keluar, karena biasanya terdapat pada epitel
permukaan, misalnya pada epitel usus sebagai sel piala.
Berdasarkan letak kelenjarnya terhadap epitel permukaan, maka jenis kelenjar ini
dibedakan menjadi :
yaitu membentuk kelompok sel kelenjar pada epitel permukaan tanpa saluran kelenjar.
Kelenjar jenis ini dapat dijumpai pada epitel selaput lendir lambung dan rongga hidung.
jenis kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat dalam jaringan pengikat.
1. Pars secretoria, yaitu bagian yang menghasilkan sekret
2. Ductus excretorius, yaitu saluran yang menampung sekret dari pars secretoria.
dikenal berbagai jenis kelenjar yaitu :
a. Kelenjar tubuler lurus (kelenjar usus besar)
b. Kelenjar tubuler bergelung (glandula subdorifera)
c. Kelenjar tubuler bercabang (glandula uterina)
Kelenjar ini selalu bercabang (glandula submandibularis, glandula duodenalis brunneri).
Contoh kelenjar ini yaitu glandula sebacea yang terdapat pada kulit dan merupakan
kelenjar polyptyche yang mempunyai modifikasi pada kelopak mata sebagai glandula
meibomi yang termasuk sebagai kelenjar alveolar sederhana bercabang .
Kelenjar ini mempunyai pars secretoria berbentuk tubuler dengan saluran keluarnya yang
bercabang dan akhirnya bermuara dalam satu saluran utama contohnya testis.
kelenjar
monoptyche, yang terdiri atas satu lapis sel (misalnya kelenjar keringat) dan kelenjar
Berdasarkan sifat sekretnya, kelenjar eksokrin dapat dibedakan menjadi :
kelenjar sitogen, yaitu kelenjar yang menghasilkan sel-sel sebagai sekretnya (misalnya
kelenjar nonsitogen, yaitu kelenjar yang hasilnya tidak mengandung sel-sel.
Kelenjar nonsitogen ini dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu :
1) Kelenjar mukosa
puncaknya berisi tetes-tetes bahan musinogen atau premusin sebagai pembentuk lendir.
2) Kelenjar serosa
sekret tersebut mengandung enzim seperti pada kelenjar pancreas dan parotis.
Sel kelenjar serosa berbentuk pyramidal dengan inti berbentuk bulat yang terletak agak
ditengah. Pada bagian basal sel terdapat glanular endoplaspic reticulum sehingga pada
pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya tampak gambaran yang bergaris-
garis.
sel serosa terdesak oleh sel mukosa sehingga membentuk gambaran bulan sabit yang
dinamakan demiluna gianuzzi. Contoh dari kelenjar ini adalah glandula submandibularis
dan glandula sublingualis.
Pada saat sekresi tidak akan terjadi kerusakan pada selnya ataupun tidak ada bagian sel
yang ikut disekresikan (glandula subdorifera).
Kelenjar jenis ini pada saat sekresi, ada sebagian dari puncak sel ikut bersama-sam
disekresikan sehingga tampak adanya tonjolan-tonjolan di bagian pucak sel kelenjar
(glandula axillaris dan glandula circumanale).
Kelenjar jenis ini akan mengalami kerusakan pada waktu melangsungkan sekresi
sehingga sekretnya bercampur dengan bagian sel yang telah mati (glandula sebacea).
diantara membrane basalis dan sel-sel epitel kelenjarnya. Sel mio-epitel diduga berfungsi
untuk membantu mendorong sekret kelenjar ke dalam duktus excretorius, terlihat adanya
tonjolan-tonjolan sitoplasma yang panjang mengelilingi pars secretoria membentuk
anyaman sebagai keranjang.
sehingga masing-masing ductus excretoriusnya bermuara ke dalam saluran yang lebih
besar. Seluruh kelenjar tersebut di bungkus oleh kapsel jaringan pengikat yang melanjutkan masuk ke dalam bagian dalam dari kelenjar sehingga seluruh kelenjar
tersebut dibagi-bagi dalam lobus dan jaringan pengikat yang membatasi dinamakan
septum interlobaris. Selajutnya jaringan pengikat tersebut juga membagi-bagi kelenjar
dalam satuan yang lebih kecil yang dinamakan lobulus.
Pada beberapa kelenjar, tampak bahwa beberapa septum seolah-olah menuju ke satu arah
yaitu kearah saluran utama memasuki kelenjar. Saluran utama kelenjar tersebut menerima
saluran dari setiap lobus yang dinamakan duktus lobaris. Saluran ini menerima duktus
interlobularis yang berjalan dalam septum interlobularis. Duktus interlobularis menerima
saluran yang lebih kecil dari lobulus yang dinamakan duktus intralobularis yang hanya
sedikit dibungkus oleh jaringan pengikat. Duktus intralobularis menerima sekret kelenjar
melalui duktus intercalaris yang menampung langsung dari pars secretoria atau melalui
canalicali intercellularis yang merupakan celah-celah diantara masing-masing sel-sel
kelenjar.