Jumat, 29 Juli 2011

jaringan pada tumbuhan

A. Sel dan jaringan tumbuhan
Perbedaan sel tumbuhan dari sel hewan ditunjukkan dari adanya kloroplas, sel yang dewasa memiliki vakuola sentral yang besar yang berfungsi membantu memelihara turgiditas sel, serta adanya dinding sel pada sel tumbuhan. Dinding sel tumbuhan terutama disusun oleh selulosa. Kebanyakan sel tumbuhan
, khususnya sel yang memberikan kekuatan, memiliki dua lapis dinding sel, dinding primer dan sekunder. Pada dinding sel ada bagian-bagian yang tetap tipis disebut noktah, melalui noktah inilah aliran sitoplasma sel-sel yang berdampingan(plasmodesmata) dapat saling berhubungan. Plasmodesmata merupakan saluran komunikasi dan sirkulasi di antara sel-sel tumbuhan yang berdampingan (Gambar 8.2)
Pada makhluk hidup multiseluler, sel-sel yang sejenis mengalami proses spesialisasi untuk membentuk jaringan embrional (meristem), pada tumbuhan terdapat pada titik tumbuh. Jaringan embrional kemudian berdiferensiasi membentuk jaringan lainnya. Berkenaan dengan proses
tersebut, pada tumbuhan dan hewan dijumpai berbagai macam jaringan. Berdasarkan perkembangannya, jaringan tumbuhan dibedakan atas dua macam, yaitu jaringan meristem (embrionik = muda) dan jaringan dewasa.
Jaringan dewasa tidak lagi mengalami pembelahan sel, dibedakan atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong (klorenkima dan sklerenkim), jaringan pembuluh (xilem dan floem), serta jaringan gabus (periderm)


Jaringan meristem
Pada jaringan ini terjadi pembentukan sel-sel baru (aktif membelah). Jaringan meristem terdapat pada titik tumbuh, misalnya pada ujung akar, ujung batang, maupun kambium. Jaringan yang terdapat di ujung akar dan ujung batang disebut meristem ujung (apical
meristem), yang terdapat di antara xilem dan floem disebut dan yang kambium pembuluh
menggantikan fungsi epidermis sebagai jaringan protektif disebut jaringan gabus, disebut juga
periderm seperti Gambar 8.3 .berikut

b. Jaringan epidermis
Jaringan epidermis merupakan lapisan terluar dari organ tumbuhan, umumnya terdiri
dari selapis sel hidup dan tersusun rapat, berbentuk pipih, kubus, prisma, atau berlekuk- lekuk (Gambar 8.4). Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan yang terletak di dalamnya dari kerusakan fisik atau infeksipa to ge n. Pada organ yang mengalami pertumbuhan sekunder fungsi perlindungan digantikan oleh jaringan gabus, yang terbentuk kemudian. Pada daun atau batang beberapa tumbuhan, sel-sel epidermisnya menghasilkan senyawa lilin yang disebut kutikula (apa fungsi kutikula?).

<img class='absimg' src='http://html.scribd.com/3z8fepecaom604n/images/2-fe29699b70/000.jpg' style='left: 7.32em; clip: rect(21.13em 20.32em 43.69em 0.07em); height: 43.75em; top: -5.32em; width: 22.32em;'/>

c. Jaringan parenkim
Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar, terdiri atas sel-sel hidup, mempunyai
dinding yang tipis (Gambar 8.6), umumnya berbentuk poligonal. Pada daun dijumpai sel
parenkim yang
mengandung kloroplas yang disebut klorenkima, berperan penting dalam proses fotosintesis. Dijumpai pula sel-sel parenkim tanpa kloroplas pada umbi, buah, biji, yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Sel parenkim memiliki vakuola besar, dapat mengandung pati, minyak, kristal, serta beragam hasil sekresi sel lainnya. Sel parenkim dewasa dapat membelah dan berdiferensiasi menjadi tipe sel lainnya. Kemampuan sel parenkim memperbanyak
diri sangat penting untuk memperbaiki jaringan yang rusak, misalnya pada saat tumbuhan
terluka.
d. Jaringan penyokong/penguat
Jaringan penyokong berfungsi agar dapat mengokohkan berdirinya tubuh tumbuhan.
Jaringan ini terbagi dua tipe, yaituko len kim (sel hidup, penebalan dinding selulosa pada sudut- sudut sel, pektin), berperan mengokohkan batang muda yang belum berkayu, danskle re n kim (sel mati, dinding tebal dan mengeras, lignin). Ada dua tipe sklerenkim yaitu sklereid (sel batu, bentuk bulat, pada tempurung kelapa) dan serat (bentuk panjang dan kedua ujung meruncing, terdapat pada permukaan batang kelapa).
*aringan kolenkim
Seperti halnya jaringan parenkim, sel-sel kolenkim tersusun dari sel-sel hidup, tetapi dinding sel mengalami penebalan yang tidak merata sehingga dapat menghasilkan berbagai tipe kolenkim, seperti kolenkim sudut dan kolenkim bidang. Fungsinya sebagai jaringan penunjang organ-organ muda (Gambar 8.7).
<img class='absimg' src='http://html.scribd.com/3z8fepecaom604n/images/2-fe29699b70/000.jpg' style='left: 7.32em; clip: rect(21.13em 20.32em 43.69em 0.07em); height: 43.75em; top: -5.32em; width: 22.32em;'/><img class='absimg' src='http://html.scribd.com/3z8fepecaom604n/images/2-fe29699b70/000.jpg' style='left: 27.69em; clip: rect(10.63em 21.57em 21.00em 0.07em); height: 43.75em; top: 17.38em; width: 22.32em;'/>

*aringan sklerenkim
Berbeda dengan kolenkim, jaringan sklerenkim tersusun dari selsel yang berdinding tebal dan protoplasmanya mati atau tidak aktif, mengandung lignin (zat kayu). Adanya lignin menyebabkan dinding sel menjadi kaku dan keras. Jaringan sklerenkim yang dewasa terdapat di daerah yang pertumbuhan memanjangnya sudah berhenti. Terdapat dua tipe jaringan sklerenkim yaknise ra t dengan sel-sel panjang dan ramping dengan ujung meruncing serta
sklereid dengan sel-sel pendek agak membulat (Gambar 8.8). Beberapa spesies tumbuhan
mempunyai serat bernilai ekonomi tinggi, misalnya serat manila sebagai bahan dasar tali. Sel sklereid berdinding tebal dan sangat keras, dijumpai sebagai penyusun kulit kacang dan kulit biji (dapatkah kalian mencari contoh serat dan sklereid lainnya?).



e. Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut, jaringan pertama adalah xilem (pembuluh kayu: sel mati, dinding
berlignin), tersusun atas trakea, trakeid, serat, dan parenkim xilem, berfungsi mengangkut air
dan garam mineral dari akar ke daun. Jaringan kedua ialahf lo e m (pembuluh tapis dengan sel
pengiring = companion cell), berfungsi sebagai pengangkut hasil asimilasi dari daun ke seluruh organ tubuh yang lain. Floem tersusun atas: pembuluh tapis, sel tapis, serat floem, parenkim floem serta sel pengiring.
Jaringan xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks yang berfungsi sebagai jaringan pengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun. Sel-sel jaringan tersebut panjang-panjang menyerupai serat. Berdasarkan sifat hubungan sel-selnya, dikenal dua macam xilem, yaitut ra ke a dan
trakeid (Gambar 8.9). Dikatakan trakea, jika dinding batas di antara sel-sel penyusunnya telah
hilang dan yang lain. terdapat lempeng perforasi. Dikatakan trakeid, jika batas di antara sel ± sel penyusunnya tampak berlubang ± lubang yang disebut noktah (pit). Pada umumnya, dinding ± dinding samping juga bernoktah.
<img class='absimg' src='http://html.scribd.com/3z8fepecaom604n/images/3-60936d2549/000.jpg' style='left: 7.38em; clip: rect(0.07em 31.82em 11.75em 0.07em); height: 28.82em; top: 18.13em; width: 31.88em;'/>


Jaringan floem
Jaringan floem termasuk jaringan kompleks dan berfungsi sebagai jaringan pengangkut.
Berbeda dengan xilem, zat yang diangkut umumnya senyawa organik hasil fotosintesis yang
terjadi di daun. Floem terdiri dari pembuluh tapis, sel tapis, parenkim, serat dan sel pengirim (Gambar 8.10). Komponen pembuluh tersusun dari sel-sel panjang yang ujung-ujungnya menyatu sehingga membentuk pembuluh. Dinding batas kedua sel berlubang-lubang seperti tapisan, melalui lubang-lubang tersebut protoplasma kedua sel dapat berhubungan secara
langsung.
Komponen pembuluh tapis (floem) merupakan sel-sel yang hidup. Suatu keistimewaan dari bagian tersebut adalah bahwa nukleusnya hilang setelah sel dewasa sehingga sel-sel komponen pembuluh tapis berhubungan dengan satu atau beberapa sel pengiring, di antara keduanya dihubungkan oleh sejumlah plasmodesmata. Sel pengiring
sangat erat hubungannya dengan pembuluh tapis, apabila pembuluh tapis mati, maka sel
pengiring akan mati (kenapa demikian?), keduanya terbentuk dari sel induk yang sama


Komponen pembuluh tapis (floem) merupakan sel-sel yang hidup. Suatu keistimewaan dari bagian tersebut adalah bahwa nukleusnya hilang setelah sel dewasa sehingga sel-sel komponen pembuluh tapis berhubungan dengan satu atau beberapa sel pengiring, di antara
keduanya dihubungkan oleh sejumlah plasmodesmata. Sel pengiring sangat erat hubungannya dengan pembuluh tapis, apabila pembuluh tapis mati, maka sel pengiring akan mati (kenapa demikian?), keduanya terbentuk dari sel induk yang sama.
Jaringan xilem dan floem membentuk satu kesatuan fisiologis. Pada umumnya, xilem dan floem berdekatan letaknya dan dapat dengan mudah dibedakan dari bagian yang lain. Kedua jaringan kompleks tersebut membentuk jaringan pengangkut.
f. Jaringan periderm (jaringan gabus)
Jaringan gabus (periderm) terdiri atas sel-sel gabus yang dihasilkan oleh kambium
gabus (felogen), berfungsi menutupi akar, batang dan cabang dari gangguan fisik, menggantikan fungsi epidermis sebagai pelindung. Jaringan gabus terdapat pada tumbuhan dikotil

Template by : kendhin x-template.blogspot.com